Cara Menghitung BEP (Break Event Point)

Menghitung BEP – BEP adalah titik dimana penghasilan dari usaha sama dengan modalyang akan anda keluarkan,dalam arti anda tidak akan mengalami kerugian ataupun keuntungan. Dengan kondisi bunga deposito yang menurun sudah pasti tidak akan memberikan return yang baik bagi kita untuk dapat meningkatkan daya beli kita akan dana yang kita telah miliki. Hal tersebut bisa disebabkan oleh tingkat inflasi yang jauh lebih besar dari bunga deposito.

Apabila kita akan mencoba untuk memulai suatu usaha yang baru dalam rangka supaya dapat meningkatkan return kita (Usaha apapun yang akan kita pilih contohnya tokokomputer, toko lampu, usaha photo copy, usaha budidaya jamur tiram, usaha budidaya pembesaran bebek pedading, dsb) untuk lebih mudah dibaca biasanya ditampilkan dalam bentuk grafik BEP. Tentunya untuk mendapatkan data yang valid kita memerlukan :

  • Menghitung berapa banyak dana yang akan diperlukan untuk menyewa tempat usaha, mempekerjakan karyawan, membeli peralatan yang dibutuhkan, dll
  • Membuat proyeksi :
    1. Berapa volume penjualan yang perlu didapatkan agar minimal dapat menutup seluruh biaya-biaya yang timbul. Hal ini dikenal dengan istilah BEP (Break Even Point) dimana semua biaya yang timbul sama dengan totalpenjualan yang didapatkan, sehingga perusahaan tidak akan mengalami keuntungan ataupun kerugian
    2. Berapa volume penjualan yang akan diperlukan agar kita dapat memperoleh laba yang telah kita targetkan

Baca juga: Contoh Perhitungan NPV

Fungsi BEP

Analisis BEP memiliki beberapa fungsi yang dapat kita manfaatkan. Adapun fungsi analisis BEP adalah sebagai berikut :

  • Mengetahui jumlah penjualan minimum yang perlu dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Jumlah penjualan minimum maksudnya yaitu jumlah produksi minimum yang wajib dibuat oleh perusahaan.
  • Menentukan jumlah penjualan yang perlu harus dicapai untuk bisa mendapatkan laba yang sudah direncanakan. Dapat pula diartikan bahwa tingkat produksi harus ditetapkan untuk bisa mendapatkan laba tersebut.
  • Mengukur dan menjaga supaya penjualan dan tingkat produksi tidak lebih rendah dari BEP.
  • Untuk menganalisis perubahan harga jual, harga pokok dan besarnya hasil penjualan atau tingkat produksi.
  • Sebuah alat perencanaan penjualan dan sekaligus perencanaan tingkat produksi, agar perusahaan secara minimal nantinya tidak akan mengalami kerugian.

Jenis-Jenis Break Even Point (BEP)

1. BEP Unit : BEP yang dinyatakan pada  jumlah penjualan untuk  sebuah produk di nilai tertentu.

2. BEP Rupiah : BEP yang dinyatakan  pada jumlah penjualan atau pada  harga penjualan tertentu.

Rumus BEP (Break Event Point)

BEP Unit =  (Biaya Tetap) / (Harga per unit – Biaya Variable per Unit)

BEP Rupiah= (Biaya Tetap) / (Kontribusi Margin per unit / Harga per Unit)

Keterangan :

  • BEP Rupiah/Unit = BEP dalam Rupiah (P) BEP dalam unit (Q)
  • Biaya Tetap = Biaya yang total jumlahnya tetap meskipun  usaha tidak sedang berproduksi.
  • Biaya Variable = Biaya yang total jumlahnya meningkat bersamaan dengan peningkatan jumlah produksi seperti bahan baku, bahan baku pembantu, bahan bakar, listrik dan sebagainya.
  • Harga per unit = Hasil dari harga jual barang atau jasa per unit
  • Biaya Variable per unit = Jumlah total biaya variable perunit (TVC/Q)
  • Margin Kontribusi per unit = harga jual per unit -biaya variable per unit (selisih)

Contoh Perhitungan BEP

Untuk menyusun perhitungan BEP, sebelumnya perlu menentukan dulu 3 elemen Rumus BEP antara lain :

1. Biaya tetap (Fixed Cost) adalah biaya yang  telah dikeluarkan untuk menyewa tempat usaha, komputer, berbagai perlengkapan, dll. Biaya ini merupakan biaya tetap kita harus keluarkan meskipun hanya menjual 1 unit 2 unit, 5 unit atau 100 unit atau bahkan tidak menjual sama sekali.

2.  Biaya Variable (Variable Cost) adalah biaya yang timbul pada setiap unit penjualan Misalnya pada setiap 1 unit terjual, kita harus membayar komisi salesman, biaya kantong plastik, biaya nota penjualan, biaya kirim, dll.

3. Harga penjualan adalah harga yang sudah kita tentukan dijual pada pembeli.

Contoh Penggunaan Rumus BEP

  1. Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break Even Point :                 Total Fixed Cost
    __________________________________
    Harga jual per unit dikurangi variable costContoh :
    Fixed Cost suatu toko lampu : Rp.200,000,-
    Variable cost    Rp.5,000 / unit
    Harga jual   Rp. 10,000 / unit

    Maka BEP per unitnya adalah

    Rp.200,000
    __________  =  40 unit

    10,000 – 5,000

    Artinya perusahaan perlu menjual 40 unit lampu agar terjadi Break Even Point. Pada pejualan unit ke 41, baru mulai memperoleh keuntungan.

  2. Rumus BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar terjadi BEP :                   Total Fixed Cost
    __________________________________   x  Harga jual / unit
    Harga jual per unit dikurangi variable costDengan menggunakan contoh soal sama seperti diatas maka uang penjualan yang harus diterima agar terjadi BEP adalah

    Rp.200,000
    __________  x Rp.10,000 = Rp.400,000,-
    10,000 – 5,000

Baca juga: Cara Menghitung IRR

Demikian informasi mengenai cara menghitung BEP beserta panduan cara menghitung BEP dengan mudah yang dapat kami sampaikan kali ini.  Semoga apa yang sudah kita pelajari dalam artikel ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan anda semua.

Update Berita Terbaru di Google News