Menghitung Bunga Pinjaman – Ketika mengajukan kredit pembiayaan, seringkali kita tidak memperhatikan perhitungan bunga. Banyak yang menganggap bunga akan terlihat pada saat total pembayaran dikurangi dengan jumlah pinjaman anda yang sebenarnya.
Seringkali kita tidak mengacuhkan bahwa jenis dan cara menghitung bunga sangat mempengaruhi nilai total pinjaman anda, padahal jika anda mengetahui mengenai cara hitung dari setiap jenis bunga, anda bisa memulai menganalisis seberapa banyak angsuran ataupun cicilan yang harus anda bayarkan serta seberapa lama pinjaman tersebut dapat anda lunasi.
Dengan begitu, anda pun dapat mengatur keuangan anda dengan lebih baik.
- Perhitungan Bunga Flat
Merupakan cara yang paling sederhana. Bunga flat biasanya dijumpai pada kredit kepemilikan kendaraan bermotor atau kredit tanpa agunan. Di brosur yang memakai cara perhitungan secara flat, biasanya akan terlihat ada beberapa kolom yang berisi jumlah angsuran yang harus dibayarkan secara tetap dalam satu bulan dalam jumlah yang sama. Pada tipe ini, nilai plafon pinjaman dan bunganya di hitung secara proporsional sesuai dengan jangka waktu ataupun tenor pinjaman. Perhitungan bunga flat umumnya ditentukan di awal pembiayaan.
Baca juga: Pendapatan Per Kapita Adalah
Contoh perhitungan bunga flat: Pokok pinjaman: Rp 120.000.000 Bunga per tahun: 10%
Tenor pinjaman: 12 bulan
Cicilan pokok:
Rp 120.000.000 : 12 bulan = Rp 10.000.000/bulan
Bunga:
(Rp 120.000.000 x 10%) : 12 bulan = Rp 1.000.000
Angsuran per bulan:
Rp 10.000.000 + Rp 1.000.000 = Rp 11.000.000
Jadi angsuran yang harus dibayarkan hingga pinjaman lunas adalah tetap Rp 11.000.000 tiap bulan.
- Perhitungan Bunga Efektif
Suku bunga efektif ini biasanya lebih kecil dibanding suku bunga flat. Bunga efektif banyak ditemukan di (KPR) kredit pemilikan rumah atau KPA (Kredit pemilikan apartemen). Yang dihitung pada saat menggunakan jenis bunga ini yaitu jumlah utang yang belum terbayar dalam setiap bulannya. Semakin lama nilai bunga pinjaman anda maka akan semakin rendah karena sisa pinjaman anda semakin berkurang dan angsuran yang harus anda pertanggungjawabkan setiap bulannya juga akan semakin sedikit. Perhitungan bunga efektif biasanya akan dihitung dalam setiap bulannya.
Pokok pinjaman: Rp120.000.000 Bunga per tahun: 10%Tenor pinjaman: 12 bulan
Cicilan pokok:
Rp120.000.000 : 12 bulan = Rp10.000.000/bulan
Bunga bulan 1:
((Rp120.000.000 – ((1-1) x Rp10.000.000)) x 10% : 12 = Rp 1.000.000
Cicilan bulan 1 = Rp10.000.000 + Rp1.000.000 = Rp11.000.000
Bunga bulan 2:
((Rp120.000.000 – ((2-1) x Rp10.000.000)) x 10% : 12 = Rp916.667
Cicilan bulan 2 = Rp10.000.000 + Rp916.667 = Rp10.916.667
Bunga bulan 3:
((Rp120.000.000 – ((3-1) x Rp10.000.000)) x 10% : 12 = Rp833.333
Cicilan bulan 3 = Rp10.000.000 + Rp833.333 = Rp10.833.333
Dan seterusnya.
Terlihat ada pengurangan nilai total angsuran dari bulan pertama, bulan kedua, dan seterusnya. Ini karena penerapan bunga efektif bergantung sisa pokok pinjaman.
- Perhitungan Bunga Anuitas
Untuk cara perhitungan bunga anuitas hampir sama dengan perhitungan bunga efektif tiap bulannya, namun yang berbeda adalah angsuran pokoknya. Pada bunga efektif angsuran pokok diperoleh dari jumlah pinjaman dibagi dengan tenor kredit, Sedangkan pada bunga anuitas, angsuran pokok diperoleh dari total angsuran yang sudah ditetapkan dikurangi dengan hasil perhitungan bunga anuitas.
Perhitungan bunga anuitas menggunakan rumus sebagai berikut:Angsuran per bulan = P x (i/12) / [1-(1+i/12)^-t]P = jumlah pinjaman
i = bunga per tahun
t = periode (bulan)
Pokok pinjaman: Rp120.000.000
Bunga per tahun: 10%
Tenor pinjaman: 12 bulan
Cicilan pokok:
120.000.000 x (i/12) / [1-(1+i/12)^-t]
= Rp10.549.906
Bunga Tetap Dan Mengambang
Selain perlu memperhatikan cara perhitunganya, sebaiknya anda juga harus mengetahui bunga yang dikenakan kepada anda nantinya yang termasuk jenis tetap atau mengambang (Floating).
Baca juga: Perhitungan SHU Koperasi
- Bunga tetap
Secara sederhana adalah bunga yang diberikan tidak berubah-ubah. Persentase bunga tetap akan selalu sama dari awal pinjaman hingga pelunasan tagihannya. Jenis bunga tetap dapat dihitung baik dengan cara bunga fix, efektif, hingga anuitas.
Contoh perhitungan;
Teguh mengajukan kredit KPR sebesar Rp 500 juta dengan jangka waktu kredit selama 12 bulan, dan akan dikenakan bunga pinjaman sebesar 10% secara fixed 3 tahun per tahun efektif. Berapakah angsuran per bulan yang harus dibayar Teguh selama periode tersebut?
Data:
Pokok pinjaman: Rp500.000.000
Bunga per tahun: 10%
Tenor pinjaman: 36 bulan
Cicilan pokok:
Rp500.000.000 : 36 = Rp13.888.889
Bunga bulan 1:
((500.000.000 – ((1-1) x 13.888.889)) x 10% : 12 = Rp4.166.667
Maka, cicilan bulan ke 1 = 13.888.889 + 4.166.667 = Rp18.055.556
Bunga bulan 2:
((500.000.000 – ((2-1) x 13.888.889)) x 10% : 12 = Rp4.050.926
Maka, cicilan bulan ke 2 = 13.888.889 + 4.050.926 = Rp17.939.815
Bunga bulan 3:
((500.000.000 – ((3-1) x 13.888.889)) x 10% : 12 = Rp3.395.185
Maka, cicilan bulan ke 3 = 13.888.889 + 3.395.185= Rp17.824.074
Dan seterusnya, hingga…
Bunga bulan 36:
((500.000.000 – ((36-1) x 13.888.889)) x 10% : 12 = Rp115.741
Maka, cicilan bulan ke 36 = 13.888.889 + 115.741 = Rp14.004.630
Dari perhitungan itu terlihat bahwa besaran bunga dari bulan 1 sampai bulan 36 adalah sama besar yaitu sebesar 10%.
- Bunga Mengambang
Bunga mengambang dipengaruhi oleh pergerakan kondisi pasar. Jika bunga pasaran menurun, bunga pinjaman juga ikut turun. Sebaliknya, jika ada kenaikan suku bunga, bunga yang dibebankan akan naik.
Di lembaga pembiayaan, bunga yang dikenakan bervariasi, namun cara penghitungan dan jenis bunganya kurang lebih sama dengan uraian diatas.
Contoh perhitungan;
Ahmad mengajukan kredit KPR sebesar Rp 500 juta dengan jangka waktu kredit 12 tahun, dan akan dikenakan bunga pinjaman sebesar 10% secara fixed 3 tahun per tahun efektif, dan sisanya adalah floating rate hingga tenor pinjaman berakhir. Berapakah angsuran per bulan yang harus dibayar Ahmad selama periode floating tersebut?
Diasumsikan bahwa besaran bunga dari bulan 1 sampai bulan ke 36 adalah sama besar sebesar 10%, sementara untuk tahun ke 4 sampai ke 7 sebesar 12%, dan di tahun ke 8 hingga tenor selesai dikenakan bunga sebesar 14%.
Tenor tahun ke-4 sampai tahun ke-7 (bulan ke 37 hingga bulan ke 84)
Data:
Pokok pinjaman: Rp500.000.000
Bunga per tahun: 10%
Tenor pinjaman: 48 bulan (bulan ke 37 hingga bulan ke 84)
Cicilan pokok:
500.000.000 : 48 = Rp10.416.667
Bunga bulan 37:
((500.000.000 – ((1-1) x 10.416.667)) x 10% : 12 = Rp4.166.667
Maka, cicilan bulan ke 37 = 10.416.667 + 4.166.667 = Rp14.583.333
Bunga bulan 38:
((500.000.000 – ((2-1) x 10.416.667)) x 10% : 12 = Rp4.079.861
Maka, cicilan bulan ke 2 = 10.416.667 + 4.079.861 = Rp14.496.528
Dan seterusnya, hingga…
Bunga bulan 84:
((500.000.000 – ((48-1) x 10.416.667)) x 10% : 12 = Rp86.806
Maka, cicilan bulan ke 36 = 10.416.667 + 86.806= Rp10.503.472
Tenor tahun ke-8 sampai tahun ke-10 (bulan ke 85 hingga bulan ke 120)
Data:
Pokok pinjaman: Rp500.000.000
Bunga per tahun: 10%
Tenor pinjaman: 36 bulan (bulan ke 85 hingga bulan ke 120)
Cicilan pokok:
500.000.000 : 36 = Rp13.888.889
Bunga bulan 85:
((500.000.000 – ((1-1) x 13.888.889)) x 10% : 12 = Rp4.166.667
Maka, cicilan bulan ke 1 = 13.888.889 + 4.166.667 = Rp18.055.556
Bunga bulan 86:
((500.000.000 – ((2-1) x 13.888.889)) x 10% : 12 = Rp4.050.926
Maka, cicilan bulan ke 2 = 13.888.889 + 4.050.926 = Rp17.939.815
Dan seterusnya, hingga…
Bunga bulan 120:
((500.000.000 – ((36-1) x 13.888.889)) x 10% : 12 = Rp115.741
Maka, cicilan bulan ke 36 = 13.888.889 + 115.741 = Rp14.004.630